Wednesday, August 22, 2012

One Fine Spring Day



Title : One Fine Spring Day
Length : Two Shoots
Genre : Friendship
Casts : All Super Junior members
Author : ssdnn
Rating : General



Annyeonghaseyo, reader - deul! Saya kembali lagi dengan sebuah FF yang berjudul 'One Fine Spring Day'
Sebenernya, FF ini saya udah buat err.. cukup lama dan saya mempersembahkan FF ini kepada guru Bahasa Indonesia saya~~ *Pak, semoga Bapak bisa baca, ya U,u*
Oke, saya mau minta maaf atas cover FF ini yang sangat apa adanya. Tapi tunggu.. Saya bisa kasih alesan atas ke-sederhanaan ini^^
Kenapa? 1. Saya bukan ELF, jadi yaa, saya minta maaf kalo ada kesalahan nama apapun disini dan tolong pengertiannya.
2. Saya cari cover ini dengan terburu - buru ><
3. Saya ga gitu tau member suju U,u *berkaitan dengan nomor 1*

Dan seperti yang saya sudah kasih tau sebelumnya, kalau ada FF yang berhubungan dengan agama akan saya kasih tau.
Ini FF ada sedikit hubungannya dengan agama. Soalnya kan si Siwon juga agama Kristen, jadi ini nanti ada beberapa member yang saya kasih dialogue lagi berdoa blablabla..

TOLONG YANG SUDAH BACA, KASIH KOMENTAR. NO BASHING, PLAGIARISM AND SILENT READERS.

Ya udah, dari pada saya banyak ngoceh - ngoceh, mendingan langsung aja, yaa..

Chek this out!
***



One Fine Spring Day
Sejak 7 tahun yang lalu, Leeteuk, Sungmin, Shindong, Kangin, Yesung, Eunhyuk, Donghae, Siwon, Kyuhyun dan Ryeowook tinggal dalam satu apartemen yang sama. Mereka bergabung menjadi satu boyband yang terkenal di Negara Ginseng, yaitu Korea Selatan. Sesuai dengan namanya, boyband, maka secara otomatis mereka ber-10 berjenis kelamin laki – laki. Band mereka bernama Super Junior. Mereka dipilih sejak tahun 2005 dengan melalui berbagai pelatihan dan penyeleksian. Mereka berlatih keras, hingga ada yang menetap di tempat pelatihan selama 3 tahun, 4 tahun, bahkan 6 tahun. Dengan merelakan waktunya dengan keluarga juga teman – temannya, mereka berlatih tiada henti. Bahkan tak jarang juga mereka tidak tidur untuk bisa mencapai apa yang mereka inginkan dan untuk terus berkembang menjadi bintang yang lebih bersinar.
Banyak sekali peraturan yang harus mereka turuti, seperti harus berlatih selama kurang lebih 6 jam, bangun pagi untuk siap – siap berlatih, atau syuting film misalnya. Tapi hasil yang mereka dapatkan juga cukup sepadan, seperti adanya keluarga serta teman – teman baru, pengalaman baru, dan yang mungkin paling berarti adalah dukungan dari orang – orang yang bahkan tak mereka kenali. Dukungan itu yang membuat mereka harus tersenyum hampir dalam segala kegiatan mereka. Tapi, tak jarang juga orang – orang yang melihat kepedihan, kerinduan, dan berbagai rasa yang tersirat dari senyum mereka. Ada kepedihan, karena mereka harus bekerja disaat umur mereka yang masih muda. Ada kerinduan, karena mereka sangat sibuk, sehingga hampir tidak mungkin bagi mereka untuk bertemu dengan keluarga mereka. Ya, meskipun hanya sekedar bertemu.
Akhir – akhir ini, Super Junior sedang sibuk dengan kegiatannya untuk pengeluaran serta untuk mempromosikan album baru mereka, yang berjudul Sexy Free & Single. Di tengah kesibukan mereka saat ini, mereka jarang memperhatikan kesehatan mereka, hingga pada suatu hari, Leeteuk, selaku Leader di Super Junior, menyadari perubahan seorang dongsaengnya, yaitu Ryeowook. Karena penasaran, akhirnya Leeteuk pun memberanikan diri untuk bertanya kepada Ryeowook, “Wookie-ah, kamu kenapa? Kok akhir – akhir ini aku perhatikan muka kamu pucat? Kamu ada masalah?”
Pertanyaan itu membuat Ryeowook yang sedang meringkuk di dalam selimut itu akhirnya berpindah posisi, menjadi duduk sembari memegangi bantal. “Tidak apa – apa, kok hyung. Akhir – akhir ini aku cuma letih saja.” jawab Ryeowook dengan nada yang dapat dibilang sangat lesu.
“Benarkah? Kamu tidak sakit?” tanya Leeteuk sembari meletakkan tangannya di atas dahi Ryewook.
“Astaga! Ryeowook, kamu demam!!” pekik Leeteuk begitu dia menyadari suhu tubuh Ryeowook sudah melebihi batas suhu normal.
Engga kok, aku baik – baik saja.” Kata Ryeowook mencoba untuk menenangkan Leeteuk.
Aish! Kamu ini! Ya sudah, kamu tunggu disini, aku ingin ambil obat di dapur” jawab Leeteuk sembari meninggalkan kamar Nathan dan beralih menuju dapur untuk mencari obat demam.
                “Hyung, kamu ngapain di dapur?” tanya Donghae dengan sorot mata ingin tahu. “Ryeowook sakit, Donghae. Hyung ingin mengobati dia. Kamu tahu engga, dimana obat demam?” tanya Leeteuk yang sedang kerepotan karena tidak mengerti tentang obat – obatan. “Ini. Yang ini, Hyung.” jawab Donghae singkat sambil menunjukan sebuah bungkus obat yang berisi pil – pil khusus untuk demam. “Makasih Donghae.” balas Leeteuk sambil tersenyum dan segera berlari menuju kamar Ryeowook.
“Ryeowook, ini obatnya. Di minum ya!” kata Leeteuk sambil berlalu meninggalkan Ryeowook untuk mencari air putih. “Tidur saja dahulu, kalau sudah tidur, biasanya pusing akan hilang.” tambah Leeteuk sambil memberi segelas air putih. “ Iya, makasih ya Hyung,” kata Ryeowook lalu segera berbaring untuk tidur.

Seminggu sudah berlalu sejak Ryeowook sakit demam, penyakitnya sudang berangsur – angsur membaik. Tetapi, semua anggota Super Junior tetap memberinya perhatian khusus karena takut Ryeowook jatuh sakit lagi. Hari ini, tepatnya awal Februari, member Super Junior telah berangkat pagi – pagi untuk menjalani syuting, maupun acara – acara khusus mereka.
Sungmin, salah satu anggota Super Junior ditugaskan bersama Kyuhyun untuk pergi ke Jepang. Mereka akan menjalani syuting film perdana mereka di Jepang. Anggota lainnya hanya terdiam pasrah, namun akhirnya Shindong berkata “Jika hanya berdua saja, apa kalian bisa? Maksudku, bagaimana jika nanti kalian sakit? Apa kalian bisa berbicara bahasa Jepang? Bagaimana cara kalian berobat nantinya?” cecar Shindong dengan nada yang sudah terdengar jelas khawatir.
“Tenang saja. Kami kesana hanya 3 hari, kok, Hyung! Kalau sakit pun, kalian juga dapat menyusul untuk mengobati kami di Jepang! Lagi pula, kurasa biaya pengeluaran kita tidak melebihi harga tiket pesawat terbang menuju Jepang,” jawab Sungmin disertai dengan nada candaan yang membuat member Super Junior mau tidak mau ikut tertawa.
Dan tibalah pada tanggal 11 Februari. Hari dimana Sungmin dan Kyuhyun harus pergi ke Jepang bersama. Kemarin, manager hyung Super Junior telah mengumumkan bahwa anggota yang lainnya akan menetap di Korea, tetapi diberi kebebasan jadwal selama 3 hari, tepatnya hingga Sungmin dan Kyuhyun pulang kembali ke Korea.

“Jadi, Sungmin dan Kyuhyun tidak bisa menjenguk kedua orang tua mereka?” tanya Siwon pada manager hyung mereka. “Karena jadwal mereka yang cukup padat, jadi, ya.. begitulah,” jawab manager hyung mereka sambil membereskan file – file yang menumpuk di meja apartemen Super Junior. “Sayang sekali! Aku bertaruh, mereka pasti akan ngambek karena tidak dapat jadwal bebas,” komentar Leeteuk sambil membantu manager hyungnya  yang sedang siap – siap untuk pergi lagi. “Itu kan jadwal mereka, jadi, mau tidak mau harus dilaksanakan. Oke, aku pamit dulu. Sampai jumpa!” jelas manager hyung mereka secara singkat dan pergi berlalu.
Setelah pemberitahuan itu, seluruh anggota Super Junior memutuskan untuk pulang ke kampung halaman mereka masing – masing. Mereka menginap selama 3 hari, untuk melepas penat serta kerinduan tentunya. Semua anggota langsung berangkat menggunakan mobil, kecuali Donghae. Dia pergi berjalan kaki mendaki bukit, menyebrangi sungai yang dangkal agar dapat sampai ke sebuah tempat yang sangat sepi di daerah sekitar itu, yaitu pemakaman. Ya, appanya Donghae telah meninggal sejak 5 tahun yang lalu. Sejak dulu, setiap ada waktu luang, Donghae selalu berkunjung ke pemakaman ini. Tetapi, karena jadwal dirinya juga anggota Super Junior yang lain yang bisa dibilang tergolong sangat padat, ia jarang berkunjung ke pemakaman, meskipun hanya sekedar berlutut dan mengucapkan salam.
“Appa, bogoshipeo ,” kata Donghae yang sudah mulai terisak. “Appa rindu tidak sama Donghae? Appa, Appa tahu tidak, sekitar seminggu yang lalu, Ryeowook demam. Sungguh kasihan dia, Appa. Jadwal dia memang cukup padat. Ditambah lagi dengan dia yang harus sering – sering berlatih bernyanyi dengan sub-group dia. Oh iya, Appa.. Donghae belum cerita, ya? Sejak 7 tahun yang lalu, Kyuhyun, Ryeowook dan Yesung membentuk sub-group dari Super Junior. Itu karena mereka telah berlatih dan berusaha keras. Jadinya, suara mereka sangat merdu. Tapi anak Appa ini juga tidak kalah berbakatnya, kok!” jelas Donghae panjang lebar sembari mencabuti rumput – rumput liar di sekitar pemakaman appanya.


“Appa tahu, tidak? Sungmin dan Kyuhun dikirim ke Jepang loh! Kata manager hyung kami, mereka akan melaksanakan syuting film perdana mereka selama 3 hari disana. Karena itu juga, kami diberi waktu bebas selama 3 hari. Dan Appa tahu? Tempat yang terpikir di otakku pertama kali adalah pemakaman ini. Mungkin Tuhan ingin mengingatkan aku agar tidak lupa sama appa. Dan beruntungnya, apartemenku dan pemakaman ini letaknya tidak begitu jauh, jadi aku kesini dengan berjalan kaki,” terang Donghae.Ia menarik napas panjang, sebelum melanjutkan kata – katanya.
“Appa, apakah disana juga ada TV yang menayangkan konser atau acara atau mungkin film tentang kami? Appa melihatku? Apakah aku sudah tampil dengan baik?” tanya Donghae dengan polos sambil menatap nanar kepada Batu Nisan yang ada di depannya itu.
“Oh iya! Aku sampai lupa kalau aku membawa bunga kesukaan appa,” Kata Donghae dengan bersemangat dan segera meletakkan bunga Lily Putih di sekitar pemakaman appanya itu. Setelah puas mengunjungi pemakaman, Donghae berkata “Appa, sekarang di Seoul sudah hampir jam 7 malam. Aku harus menemui Umma. appa disini baik – baik, ya. Aku akan mengunjungi makam appa lagi. Saranghae,” dan berlalu pergi  dengan meninggalkan beberapa tetes air mata.

Anggota Super Junior yang lainnya menginap di kediaman mereka masing – masing. Mereka menikmati hari pertama mereka dengan keluarga mereka. Sementara itu, di Jepang, Sungmin dan Kyuhyun masih berjalan – jalan mengelilingi Tokyo, ibu kota Jepang yang katanya sangat indah itu. Mereka berdua berjalan dalam diam, keduanya larut dalam pikiran mereka masing – masing, hingga akhirnya Kyuhyun memulai pembicaraan, “Hyung, kabarnya, anggota yang lain sudah bertemu dengan keluarga mereka. Kau tahu?” “Ya, aku tahu. Manager hyung memberitahuku,” jawab Sungmin padat, singkat dan jelas.
“Kyu, ayo kita kembari ke hotel. Disini terlalu dingin, tidak baik untuk kesehatanmu,” ajak Sungmin pada Kyuhyun yang masih tetap tidak bergeming. “Ya,” jawab Kyuhyun pada akhirnya dan berjalan beriringan dengan Sungmin menuju hotel tempat mereka tinggal selama di Jepang.
Pagi harinya, di Seoul, di rumah Eunhyuk lebih tepatnya. Eunhyuk terbangun jam 5 pagi. Ia keluar dari kamarnya dan pergi untuk lari pagi. Seketika itu juga, ia menemukan Donghae di tengah jalan. Kebetulan, ia tinggal sekomplek dengan Donghae, Leeteuk, Kangin dan Shindong. “Hei! Kau sendiri? Dimana Leeteuk, Kangin dan Shindong?” tanya Eunhyuk karena hanya melihat Donghae berlari sendiri.
“Leeteuk? Ia sedang pergi keluar Seoul bersama keluarganya. Menurutku mereka pergi ke Pulau Jeju dan akan kembali tanggal 14. Kalau Kangin , dia sedang mengikuti ayahnya dalam pelatihan jabatan direktur di perusahaannya. Tak usah ditanya pun, aku sudah tahu bahwa ayahnya itu sangat tegas dan tidak mengijinkan Kangin untuk bermain – main. Shindong? Dia sudah pasti belum bangun, Eunhyuk. Tak tahu kah kau? Selama 7 tahun aku sekamar dengannya, setelah kuamati dialah yang paling terakhir bangun. Kadang aku suka bingung disaat ia sedang tidur, jika ia tidur, ia seperti pingsan. Tak sadarkan diri sepenuhnya,” jawab Donghae secara jelas dan polos, sehingga membuat Eunhyuk tertawa terbahak – bahak, “Hahaha.. Kamu ini! Benar, ia seperti orang pingsan! Haha.. Eh? Iya. Terkadang aku juga suka bingung, mengapa Kangin begitu menurut pada ayahnya. Dia anak yang sangat berbakti,” balas Eunhyuk dengan menyunggingkan sebuah senyuman di bibirnya.
“Tidak, menurutku Siwon adalah anak yang paling berbakti. Dia sangat patuh pada orang tuanya. Terutama ayahnya,” terang Donghae dengan tatapan seakan menerawang masa lalu.
Pada malam hari, di rumah Yesung, Ia, Siwon dan Ryeowook berdiam diri di kamarnya. Mereka saling bertukar pandang seakan sedang melakukan telepati melalui tatapan mereka masing – masing. Mereka duduk membentuk posisi segitiga sama sisi dan seolah – olah bercerita melalui pikiran mereka masing – masing. Anggota Super Junior yang lainnya pun sering mencurigai kalau mereka memang benar dapat berkomunikasi melalui pikiran. Semua pemikiran mereka berpencar, ketika terdengar ketukan pintu dari kamar Yesung.
                               
‘Tok tok tok’
                                Yesung segera keluar dari kamar dan menghampiri seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. “Ada apa, umma?” tanya Yesung setelah ia melihat siapa yang ada di depan kamarnya. “Engga, Mama Cuma mau bilang, Mama dan Papa akan pergi untuk urusan kerja. umma dan appa akan pergi ke Jepang untuk menangani pasien, sayang. Kamu di rumah sama teman – teman kamu. Engga apa – apa, kan?” jelas Ummanya Yesung seakan memastikan bahwa jawaban anaknya sesuai dengan harapannya. “Berapa lama?” tanya Yesung dengan nada yang lesu dan tatapan mata yang sendu, seakan tak begitu rela ketika mengetahui kedua orang tuanya lebih mementingkan pekerjaan mereka, yaitu dokter, daripada anaknya sendiri.

 Umma Jerome telah melihat mata serta kuping anaknya yang sudah mulai memerah. Kebiasannya ketika sedang sedih dan emosi. Umma langsung memeluk Yesung dan berkata, “Sampai lusa, sayang. Jangan sedih seperti itu, dong. Kalau fans kamu tahu kalau kamu menangis karena hal sepele seperti ini, nanti mereka berhenti loh jadi fans kamu lagi,” jawab Umma sambil mencoba untuk bercanda. Namun nampaknya tidak berhasil, karena Yesung tak berpengaruh sedikit pun.
Yesung semakin mempererat pelukannya kepada Ummanya, seakan melupakan temannya yang mungkin telah bosan menunggu Yesung di dalam kamar. “Manager hyung memberikan aku jatah libur 3 hari. Aku sangat senang dan umma tahu apa yang aku bayangkan? Aku membayangkan bahwa kita akan berlibur. Tidak, tidak perlu berlibur juga tidak apa – apa. Asal setidaknya umma dan appa bisa di rumah selama 1 hari penuh saja, aku akan sangat senang. Umma tahu? Untuk mendapatkan jatah  libur 3 hari saja aku telah menunggunya selama 1 tahun kurang lebih. Dan sekarang Umma mengacaukan kesempatan itu!” protes Yesung panjang lebar. Terdengar jelas nada kecewa dalam suaranya. Tapi apa dayanya? Ia hanya sebagai anak kecil yang diperalat oleh kedua orang tuanya.

“Baiklah, aku mengalah. Umma boleh pergi. Umma, hati – hati, ya. Jaga appa juga!” kata Yesung dengan penuh penekanan pada kata – kata terakhirnya itu, dan berlalu kembali memasuki kamar.
               
“Mianhae karena kami mendengarkan pembicaraanmu, Yesung,” aku Siwon dengan polosnya. “Itu pun juga karena volumemu dan ummamu yang tidak bisa dibilang kecil.” tambahnya lagi.
Ryeowook berdiri dan berjalan menghampiri Jerome, sorot matanya seakan mengatakan ‘Gwaenchanayo? (Tidak apa apa? )’ dengan cepat Yesung mengangguk dan memasang senyum palsu di wajahnya. “Ne, nan gwaenchana (Ya, aku baik – baik saja ),” jawab Yesung dengan singkat. “Hei! Aku bukan mengenalmu baru selama 1 minggu, hyung! Aku mengenalmu selama 7 tahun kurang lebih dan kurasa itu bukanlah waktu yang singkat untukku agar aku bisa mengetahui sifat – sifat hyung.” kata Ryeowook sambil memeluk Yesung. Siwon pun tak mau kalah, ia menumpuk pada Ryeowook dan memeluk keduanya. Mereka bertiga pun terhanyut dalam suasana masing - masing dan seakan – akan melupakan apa yang tadi dibicarakan di depan pintu kamar Yesung.

Pagi hari sekitar jam 7 pagi di Jepang, Sungmin dan Kyuhyun sedang sarapan bersama – sama dengan manager hyung mereka. Vincent membuka pembicaraan di tengah suasana yang sepi itu, “Aku dan Kyuhyun akan mengelilingi kota. Kami ingin berjalan kaki, bisakah jadwal kami dikosongkan pada pagi hingga siang nanti? Hanya 6 jam, paling lama. Bisakah?” tanya Sungmin penuh harap. “Dan kurasa akan sangat sayang jika kami pergi ke Jepang, tetapi tidak merasakan hanya sekedar berjalan – jalan,” tambah Kyuhyun dengan tampang polosnya, yang membuat manager mereka mau tidak mau menganggu setuju.

Ditengah kerumunan banyaknya pejalan kaki, Sungmin dan Kyuhyun sedang berjalan sambil berbincang – bincang ringan. Jalanan Tokyo sangat ramai saat ini, terutama dengan kendaraan bermotor. Tak henti – hentinya pengendara mobil, bahkan tak jarang motor yang melanggar rambu – rambu lalu lintas. ‘Tokyo sangat jauh berbeda dengan Seoul’ pikir Kyuhyun. Ketika Kyuhyun sedang bermain – main dengan pikirannya mengenai Tokyo, tiba – tiba sebuah mobil melaju kencang dari arah kiri dan terdengar suara,“KYUHYUN, AWAS!!!” teriak Sungmin sekencang – kencangnya dan,..


kring.. kring..

Tepat pukul 9 pagi di Jeju, Leeteuk mendapatkan telefon dari manager hyung Super Junior, “Yobeoseyo? Waeyo?” tanya Leeteuk serius, menunjukan bahwa dia sedang tidak ingin berbasa – basi. “MWO?!? Eodi? Beri aku alamatnya! Aku akan segera menghubungi yang lain! Ne, kau juga,” begitulah percakapan mereka melalui jaringan telefon, yang membuat teriakan – teriakan Leeteuk membahana di ruangan makan, di dalam hotel tempat ia dan keluarganya menginap untuk sementara.

Leeteuk pun langsung  mengambil jaket, mencari – cari sesuatu melalui internetnya dan menghubungi orang tuanya dengan segera, “Appa, hari ini aku akan kembali ke Seoul, sekarang. Jaga umma, ya. Ne, hati – hati di jalan juga. Annyeong.” pembicaraan yang singkat pun terjadi diantara ayah dan anak itu. Leeteuk terburu – buru mengemasi barang dan langsung mencari taksi agar bisa sampai ke Bandara Gimpo dengan cepat, dan terbang menuju Bandara Incheon.

Sedangkan di Seoul, Shindong yang sedang tertawa dan bercanda bersama dengan Eunhyuk, Donghae dan Siwon langsung berhenti berjalan ketika ia merasakan sebuah getaran telefon yang berasal dari saku celananya. Ia merogoh sakunya dan langsung memencet tombol panggilan ‘jawab’ tanpa melihat siapa yang menelepon.
                “Mwo?!? Bagaimana bisa?!? Eodisoyo? Berapa jam lagi? Baiklah, kami kesana sekarang!” Emosi Shindong seketika terpacu ketika mengetahui kabar yang baru ia terima. “Waegeurae? Mengapa kamu teriak – teriakan seperti itu?” tanya Siwon yang sudah sangat penasaran. Tetapi Shindong tak bergeming dan hanya bergumam “Tuhan, katakanlah ini adalah kebohongan..”
Di tempat lain, tepatnya di rumah Yesung, Ia sedang bersama kura – kura kesayangannya. Ia sangat lelah karena harus menemani Siwon dan Ryeowook kemarin di rumah. Kedua temannya itu memutuskan untuk tinggal bersama Yesung ketika orang tuanya pergi. Tapi, menurut Yesung, pihak yang dirugikan disini adalah tuan rumahnya sendiri, karena kedua temannya itu bertingkah seperti raja, sekalipun di rumah orang lain. Tentu saja itu hanya sebuah pendapat dari dirinya yang tak pernah ia katakan, karena menurutnya, kedua temannya itu sangat berarti dalam kehidupan, terutama dalam masa – masa sepinya. Semua pendapat yang telah tersusun bagaikan peta tak beraturan di dalam kepala Yesung itu seketika lenyap sudah saat ia mendengar bunyi telepon.
               
                                ‘kring.. kring..
“Wookie-ah, tolong angkat teleponnya!” titah Yesung dengan nada yang nyaring seakan ingin balas dendam akan perlakuan temannya yang sering menyuruhnya.
“Mwo? Suara hyung kurang keras!!” balas Ryeowook tak kalah nyaringnya dari suara Jerome.
“Kau sedang di dalam?” teriak Yesung sembari menuju toilet. Karena ia cukup yakin bahwa suara Ryeowook yang menurutnya sangat nyaring itu berasal dari tempat keramatnya, yaitu toilet.
“Dan baru saja keluar,” lanjut Ryeowook disertai dengan cengiran dari bibirnya.

kring.. kring..

Suara telepon kembali berbunyi, seakan menandakan bahwa telepon itu tidak sabar untuk segera diangkat. Dan suara itu pula yang menyadarkan kedua makhluk hidup itu dari tempatnya.
“Itu ada suara telepon mengapa tak kau angkat?!?” panik Ryeowook dan segera berlari untuk mengangkat telepon. “Tadi aku baru saja menyuruhmu. Tapi kau malah berdiam diri di tempat keramatku” gumam Yesung yang menurutnya tak terdengar oleh siapapun.

“Yobeoseyo? Mwo?!? Eodi?!? Kau kapan sampai?!? Baiklah, kita bertemu disana!” Ryeowook langsung panik dan membuka laptopnya, mengotak – atiknya dan menelepon anggota yang lain.

Di ruangan kantor Kangin, terdengar nada dering dari telepon genggamnya. “Untuk apa Wookie meneleponku? Bukankah kita masih mempunyai waktu hingga esok?” gumamnya tanpa sadar.
“Yeoboseyo? Mengapa kau meneleponku? Bukankah besok kita baru masuk?” Tanya Kangin. Ia terdiam sebentar, mencoba untuk mencerna segala yang dikatakan dongsaengnya itu, tetapi gagal. Otaknya sudah terasa buntu untuk berpikir disaat penuh tekanan seperti ini. Terkadang ia menyesal karena mempunyai otak yang selalu saja tidak mau bekerja dengan benar apabila ada sesuatu yang mendesak.

“Wookie-ah, bisakah kau ulangi sekali lagi? Haruskah aku pergi ke THT untuk memastikan pendengaranku?” kata Kangin dengan nada suara yang sangat gemetar. Tenaganya sudah habis, bahkan untuk memegang telepon genggam sekalipun. Ia segera mematikan teleponnya, lalu  mengotak – atik komputernya sambil sesekali bergumam tak jelas. Dan seketika itu juga, ia keluar dari ruangannya, dengan berbekal telepon genggam dan dompetnya, ia turun dan keluar dari kantor, dan mencari taksi agar dapat sampai di tempat tujuan dengan cepat.

-TBC-

Gimana, readers? Part selanjutnya adalah part end. Jadi mohon ditunggu, ya^^

SEKALI LAGI, JANGAN LUPA KOMENTARNYA, YA.. YANG SUDAH BACA, TOLONG SETIDAKNYA MENINGGALKAN JEJAK. DAN TOLONG KOMENTARNYA DENGAN BAHASA YANG HALUS, AND NO BASHING, PLEASE!

4 comments:

Unknown said...

wooo~ daebak eonnie >:3 ditunggu part selanjutnya *lamba12 pake sapu tangan*

ssdnn said...

muihihi^^
gomawo nae dongsaeng~~

Unknown said...

cheonmaneyo (~^-^)~

ssdnn said...

Saeng makasih udah komen~ ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...