Monday, August 27, 2012

One Fine Spring Day :: Part 2



Title : One Fine Spring Day
Length : Two Shoots
Genre : Friendship
Casts : All Super Junior members
Author : ssdnn (Nia)
Rating : General



*Last Part :
“Wookie-ah, bisakah kau ulangi sekali lagi? Haruskah aku pergi ke THT untuk memastikan pendengaranku?” kata Kangin dengan nada suara yang sangat gemetar. Tenaganya sudah habis, bahkan untuk memegang telepon genggam sekalipun. Ia segera mematikan teleponnya, lalu  mengotak – atik komputernya sambil sesekali bergumam tak jelas. Dan seketika itu juga, ia keluar dari ruangannya, dengan berbekal telepon genggam dan dompetnya, ia turun dan keluar dari kantor, dan mencari taksi agar dapat sampai di tempat tujuan dengan cepat.
***


Sementara itu, di Jepang, Sungmin dan Kyuhyun dilarikan ke rumah sakit, ruang Unit Gawat Darurat, tepatnya. Keduanya terbaring lemah tak sadarkan diri dan meninggalkan sang manager hyung dengan tatapan frustasi.
Setelah 2 jam menunggu, akhirnya kawanan yang ia harapkan telah datang. Tetapi mereka tidak sendiri, mereka disertai dengan banyak kamera, wartawan, hingga fans mereka sendiri. Ya, mereka adalah Super Junior. Meskipun hampir semua anggota telah memakai kacamata hitam, tetapi tampakanya hal itu tidak menutup kemungkinan bagi orang – orang disekitar untuk tidak mengenali mereka.

Tetapi, mereka tidak peduli dengan pertanyaan – pertanyaan para wartawan, teriakan – teriakan para fans, dan kilatan – kilatan cahaya yang menghalangi jalan mereka. Mata mereka telah tertuju pada satu arah, yaitu manager mereka.

“Me.. Me.. Mengapa kalian bisa sampai secepat ini?” tanya sang manager dengan gugup. Bukan karena gugup heran, juga bukan karena gugup takut dimarahi oleh anggota yang lainnya, tetapi gugup karena keadaan Marcus dan Vincent yang tak ada kabar sama sekali.

“Kebetulan pagi tadi aku segera memesan tiket dari Bandara Gimpo. Aku pesan penerbangan paling cepat dan sampai di Incheon pukul 10, kurang lebih. Selama perjalanan, aku menghubungi yang lain melalui via telepon dan kebetulan, kami bertemu di Incheon dan terbang menuju Bandara Kansai bersama – sama.” Terang Leeteuk, selaku pemimpin diantara mereka. “Apakah sudah ada kabar dari pihak dokter?” tanya Eunhyuk dengar nada khawatir, tentu saja. Karena dua dari 13 orang yang berharga dalam hidupnya sekarang terbaring tak berdaya di rumah sakit, sementara ia tidak dapat melakukan apapun yang berarti.
“Belum. Sejak kurang lebih 2 jam yang lalu, aku duduk terus disini sambil memandangi pintu bercat serba putih itu dengan harapan agar pintu itu segera terbuka,” jawab sang manager hyung dengan sangat jujur. “Sekarang sudah sore, apa kalian sudah makan? Aku tak mau kalau anak asuhku satu per satu menjadi sakit.” terang manager mereka dengan cukup tegas, namun tetap ada nada khawatir dari kalimatnya. Seakan tersadar bahwa hari sudah sore, Donghae pun melirik jamnya sekilas dan sangat terkejut begitu jarum jam telah menunjukan pukul 3 tepat. “Bisakah aku keluar sebentar? Kurasa aku mulai frustasi dengan seluruh kejadian yang berputar di otakku. Tenang saja, aku tak akan lama.” ijin Kangin yang merasa membutuhkan udara segar.
“Baiklah, bawalah telepon genggam serta dompetmu, jika diantara kami ada yang menghubungimu, segeralah angkat! Dan kalau terjadi sesuatu, hubungi kami!” perintah manager hyung dengan nada gelisah. Tentu saja gelisah, karena orang yang meminta ijin di depannya ini adalah orang yang tidak bisa mengontrol dirinya ketika emosinya sedang naik. Jadi, bagaimana ia tak gelisah? Tentu ia tak mau kalau besok berita ‘Kangin, salah satu anggota Super Junior terjun dari Jembatan di Jepang karena frustasi’ menjadi topik hangat pembicaraan orang – orang mau pun media masa.

Seolah mengerti pemikiran sang manager, Donghae memberanikan diri untuk bertanya, “Eh? Kemana kau akan pergi, Kangin?”
Eum.. Hanya mengelilingi Rumah Sakit yang tampaknya sangat luas ini,” jawab Kangin dengan nada ‘mungkin’ yang terselip di depan kalimatnya.
“Bisakah aku ikut?” potong Donghae, Siwon serta Yesung bersamaan, yang membuat siapa pun tentu cukup kaget mendengar suara kompak ini.
“Eh? Yakin kah kalian?” tanya Kangin sedikit heran. “Tentu,” balas mereka lagi, dengan mempertahankan kekompakan mereka. “Baiklah, tapi bawa dompet serta telepon genggam kalian masing – masing!” perintah sang manager dengan tatapan ganas, yang membuat semua anggota Super Junior menunduk semua. “N-ne!” jawab mereka ber-4 bersamaan.
Tak terasa, Donghae, Siwon, Kangin serta Yesung telah duduk di bangku taman di dekat Rumah Sakit selama 4 jam. Perut mereka pun sepertinya sudah tidak dapat berkompromi untuk tidak melakukan koor, hingga akhirnya Donghae bertanya, “Adakah restoran disekitar sini? Perutku sudah sangat lapar,”
“Ada, tepat di sebelah Rumah sakit.” kata Siwon yang disambut dengan 3 tatapan berbinar dari hyung-deulnya itu. “Sepertinya aku sedang membawa 3 bayi macan raksasa,” gumam Siwon namun dapat terdengar jelas oleh teman – temannya. “3 bayi macan raksasa yang sedang sangat lapar dan juga pelit, tepatnya!” lanjut Yesung seraya tersenyum nakal. “Geurae, aku akan menraktir hyung-deul,” jawab Andrew pasrah seraya melirik dompetnya yang semakin menipis.

Setelah mereka makan malam, mereka memutuskan untuk kembali ke Rumah Sakit. Mereka segera disambut hangat oleh sang manager yang berkata kepada mereka, “Kalian darimana? Mengapa lama sekali? Kalian sudah makan?” cecarnya dengan berbagai pertanyaan. “Kami sudah makan di restoran dekat Rumah Sakit. Kami hanya duduk di taman dekat Rumah Sakit. Kalian sudah makan?” kata Siwon sebagai perwakilan. “Ne, kami sudah makan, mengapa kalian lama sekali? Kami rasanya hampir lumutan menunggu disini! Kami takut kalian seumpama tertabrak mobil,” jawab Eunhyuk dengan nada yang sangat polos. “Kami tidak akan mati secepat itu, Spencer. Kau tak tahu? Kami mempunyai 9 nyawa! Hahaha..” jawab Donghae yang tampaknya sudah terlalu banyak menonton film kartun.



Member Super Junior menunggu keluarnya dokter, yang kabarnya sedang melakukan tindakan besar kepada kedua teman mereka, dengan resah. Mereka sesekali melirik jam, menghembuskan nafas, dan berjalan bolak – balik tanpa mengetahui arah. Kegiatan itu seterusnya mereka lakukan hingga Siwon bertanya, “Adakah gereja di dekat sini?”
“Ada, waeyo?” tanya sang manager. “Aniyo, kupikir, besok adalah tanggal 14 Februari. Hari dimana kita berbagi kasih sayang, bukan? Rasanya mungkin sangat miris apabila kita hanya menunggu disini, tanpa melakukan apapun. Sebagai wujud kasih sayang kita, maukah kalian ikut bersamaku ke gereja?” papar Siwon panjang lebar. Semua member Super Junior pun mengangguk setuju, dan mereka berjalan beriringan memasuki gereja.

Di dalam gereja, di depan Altar, semua member Super Junior berlutut dan menerawang segala kejadian hari ini. Tiba – tiba, Donghae berkata, “Sekarang sudah jam 11.50 malam. Kata appaku, jika kau berdoa tepat jam 12 malam, maka doamu akan terkabul. Maukah kalian mencobanya?”


Dan entah dari siapa yang memulai, semua member Super Junior mengatakan secara terbuka tentang apa yang ingin mereka katakan.

“Tuhan, malam ini seharusnya menjadi malam yang indah, bukan? Tetapi Tuhan, 2 orang teman kami berada di dalam kamar UGD sedang mengalami masa kritisnya. 2 orang teman kami, yang kebetulan sejak 3 hari yang lalu tidak dapat bertemu dengan keluarganya, 2 orang teman kami, yang tidak dapat merasakan pelukan hangat orang tuanya masing – masing, 2 orang teman kami, yang bahkan belum makan malam ini,” papar Leeteuk sambil meneteskan air mata.

“Tuhan, bisakah kau sembuhkan mereka? Meskipun yang ku tahu, Sungmin hyung adalah orang yang pendiam dan cukup tegas, tapi dia sangat perhatian, Tuhan. Dan meskipun kehadirannya Kyuhyun di sekitarku hanya untuk bermain PSP tercintanya, tapi kami membutuhkannya, Tuhan..” kata Eunhyuk yang sekarang sudah menangis di dalam pelukan Leeteuk.



“Tuhan, bahkan ketika aku pulang kerumah, orang tuaku pergi untuk urusan pekerjaan. Kau tahu bagaimana perasaanku? Hancur? Tentu. Kesal? Tentu. Marah? Tentu saja. Tapi Tuhan, seketika kurasakan aku harus melepas orang tuaku, meskipun Kau tahu? Untuk mendapatkan jatah jadwal bebas hanya 3 hari, membutuhkan perjuangan 1 tahun untuk bekerja, Tuhan. Dan saat itu, ketika orang tuaku pergi, kupikir Kau akan menceriakan hidupku kembali. Tapi mungkin aku salah, Tuhan.. Mengapa? Karena Engkau membuat Sungmin dan Kyuhyun terluka! Yang kutahu, Engkau akan melaksanakan segala sesuatu yang menurut-Mu itu baik. Jadi, apakah dengan melukai kedua temanku itu berarti baik? Bisakah Engkau mengabulkan doaku yang satu ini? Aku janji, Tuhan.. Aku tidak akan meminta untuk bertemu orang tuaku lagi disaat mereka sibuk.. Aku janji..” tangis Yesung meledak saat itu juga. Anggota yang lain pun turut serta untuk menenangkannya.

“Tuhan, kami ingin agar Kau menyembuhkan kedua teman kami. Itu saja. Terimakasih Tuhan atas kebersamaan kami hingga saat ini. Terimakasih,” jelas Siwon, “Amin.” kata anggota Super Junior dengan serempak.

Pagi – pagi sekali, member Super Junior menunggui keluarnya sang dokter dari pintu UGD itu. Setelah melalui masa kritisnya, Kyuhyun seakan tersadar dari alamnya, dan terus menerus bergumam, “Mianhae,”

Seketika, para suster serempak menghubungi anggota Super Junior dan juga managernya.

“Jeongmal? Dia sudah sadar? Baiklah, aku akan segera kesana!!” teriak Leeteuk melalui via telepon dengan salah satu perawat Rumah Sakit.

“YA, hyung!! Ini baru jam 6! Mengapa kau teriak – teriakan?!?” caci Eunhyuk dengan tampang mengantuknya.
“Kyu sudah sadar, Hyukie-ah,” jawab Leeteuk dengan santai, namun datar dan tanpa intonasi. Seakan menunggu reaksi, Leeteuk memberi waktu kepada dongsaengnya untuk mencerna kata – katanya.




1 detik,
2 detik,
3 detik..

“MWO?!? Jinjja?” tanya Eunhyuk mencoba mencari setitik kebohongan dalam manik mata Leeteuk. Namun semuanya sia – sia, karena begitulah kenyataanya.
Leeteuk hanya mengangguk dan segera bersiap – siap untuk mengambil kunci mobil. Ia bersama Siwon, Donghae, Shindong, dan Kangin ingin menjemput Kyuhyun di Rumah Sakit.

“Biar aku saja yang menyetir. Kau kan lelah,” kata Kangin seraya mengulur kan tangannya bermaksud untuk meminta kunci mobilnya. Tetapi, Leteteuk malah menjauhi kunci mobil itu dan berkata, “Aku tak dapat menjamin keselamatan kami semua, terutama mobilku saat kau yang menyetir di dalamnya,”
Pembicaraan mereka pun mengundang segelak tawa dari member yang lainnya.


‘tok.. tok..’
Suara ketukan pintu menggema di ruangan Kyuhyun. “Masuk,” titah Kyuhyun.
“KYUHYUN!!” teriak Donghae, Siwon, Kangin, Shindong, dan Leeteuk bersamaan.
“Kemana yang lainnya?” kata Kyuhyun sambil memperhatikan mereka satu per satu. “Mengapa Cuma ada 5 orang?” tanya Kyuhyun karena penasaran.
“Eunhyuk masih di apartemen, dengan setengah kesadarannya. Kau tahu? Sebenarnya aku sedikit ragu untuk meninggalkannya sendirian di apartemen, karena menurutku, kemungkinan terburuknya adalah ia mati karena mengigau loncat dari atap apartemen. Tapi karena aku lebih tertarik dengan keadaanmu, maka kurasa, membiarkannya mati bukanlah suatu hal yang buruk.. Lalu, Yesung dan Ryeowook mungkin akan segera menyusul kesini. Dan mengenai Sungmin, dia masih di kamar sebelah, belum sadar.” papar Kangin panjang lebar, dan tak lupa untuk meninggalkan seulas senyuman yang tersungging di bibirnya.
“Jeongmal? Bisakah aku kesana sekarang?” tanya Kyuhyun dengan antusias. Siwon tersenyum, lalu mengangguk dan mengantar dongsaengnya itu menuju ruangan Sungmin.



Ketika mereka keluar ruangan, mereka bertemu dengan Yesung dan Ryeowook. “Oh? Kau sudah sadar?” tanya Ryeowook sambil berjalan, dan berhambur memeluk Kyuhyun. “Apa kau ingin melihat Sungmin?” tanya Yesung dan disambut dengan anggukan oleh Leeteuk, Donghae, Siwon, Kyuhyun, Shindong dan Kangin.
‘tok.. tok..’
Suara ketukan pintu menghentikan kegiatan para suster di ruangan Sungmin.
“Masuk,” ucap salah satu dari 3 suster tersebut. “Apakah Sungmin hyung sudah ada tanda – tanda kesadaran?” tanya Kangin dengan polosnya. “Belum, tapi ia masih hidup.” kata salah satu suster sambil menyunggingkan senyum yang aneh.

              Kyuhyun mendekati Sungmin, menggenggam tangannya dan tersenyum. Lalu ia berkata, “Mianhae hyung, ini semua salahku,” kata Kyuhyun dan seketika itu juga air mata tak kuasa ia tampung, dan jatuh mengenai tangan Sungmin. Tapi siapa sangka bahwa setetes air mata akan menimbulkan sebuah kesadaran?

Kyuhyun merasakan tangan Sungmin yang sudah mulai bergerak. Ia menoleh kearah hyung-deulnya yang lain, dan seketika itu juga, Sungmin terbangun dan berkata, “Kyuhyun? Dimana aku?”
“Kau di rumah sakit, hyung. Selamat datang kembali,” kata Kyuhyun seraya tersenyum dan memeluk Sungmin

              Siang itu, semua member Super Junior, kecuali Kyuhyun dan Sungmin, bersiap – siap untuk kembali lagi ke apartemen mereka, karena Kyuhyun dan Sungmin masih harus menjalankan perawatan di ruang rawat inap.
Ketika di jalan, Yesung tiba – tiba menghentikan langkahnya dan bergumam, “Appa?”
“Appa sedang apa disini?” tanya Yesung dengan nada tak percaya.
“Kau lupa? Appa adalah dokter di rumah sakit ini,” jawab Appa Yesung dengan jujur. “Lalu, untuk apa kau disini?” tanya appa Yesung dengan nada penasaran. “Temanku beberapa hari yang lalu kecelakaan, tetapi hari ini sudah sadar,” jawab Yesung setengah sadar karena belum bisa terlepas dari ‘shock’nya.



“Wah, kalau begitu, titipkan salam appa pada temanmu itu, ya,” kata Papa Yesung dan ingin berlalu pergi, tetapi Yesung menahan tangannya dan segera berhambur kedalam pelukannya dan berkata, “Aku senang sekali karena bisa bertemu appa,” kata Yesung sambil tersenyum di dalam dekapan appanya. “Appa juga sangat senang bisa bertemu denganmu.” kata appaJerome seraya mengacak pelan rambut anaknya.
Terimakasih Tuhan, atas hari ini. Hari terbaik pada musim panas ini. Kau tahu? Aku hanya meminta-Mu untuk mengabulkan salah satu doaku, tetapi Kau mengabulkan semuanya. Terimakasih,” batin Yesung seraya tersenyum.

-FIN-

Gimana reader? comment nya yaa.. And as always, No Bashing and Plagiarism, please~

2 comments:

Unknown said...

........ serius nih, saengie bacanya ampe nangis T^T

ssdnn said...

Masaa?? Ah~~ Eon seneng kalo feelnya dapet :D
Hehe:D
Gomawo saeng udah mau komen+baca^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...