Sebelum saya mulai cerita, saya pengen sedikit
curhat dulu.
Saya kesel banget
soalnya kemarin ini isi dari USB saya ilang semua karena di format.
Saya ga tau apa saya
yang bodoh atau USB nya yang aneh. Tapi masa iya ga ada angin ga ada ujan,
USBnya minta di format? Katanya ga bisa di pake gitu kalo belom di format.
Saya kesel banget.
Di dalem USB itu ada banyak data ff saya, cover ff dan juga beberapa lagu dan
lainnya.
Masa iya harus ikutan ilang juga? Saya bener bener kesel.
Saya pikir memang
komputer saya yang rusak. Tapi ternyata engga, di komputer lainnya pun juga
begitu. Jadi saya kesel.
Tadinya, untuk
beberapa chapter ke depan, saya udah siapin image - imagenya, tapi saya rasa
cuma ada 1 yang bisa saya kasih langsung dari jepretan saya sendiri. I'm so
sorry~
Well, setelah curhat
sekian panjang, happy reading!
Entah harus dibilang
penolong atau pengganggu, yang jelas anjing ini dengan setianya mengikuti saya. Mungkin memang lebih tepatnya, anjing ini adalah anjing pengganggu yang suka
menolong.
Cerita ini diawali
dengan kedatangan saya ke sebuah restoran remang - remang di sekitar daerah
Singaraja. Restoran ini letaknya tidak begitu terbuka dengan jalanannya yang
cuku sempit.
Awal - awal turun
dari mobil, seekor anjing menyambut saya dengan tatapan ingin tahunya. Saya pun
tersenyum canggung saat melihat anjing itu mulai mengendus - endus sambil
berlari - lari kecil.
Mungkin, anjing ini
memang terasa asing dengan keberadaan saya. Atau mungkin keberadaan kami.
Setiap saya
berjalan, anjing itu mengikuti saya. Bahkan sekalipun saya telah duduk manis
menunggu hidangan, anjing itu dengan setia berada di samping kanan saya.
Jujur, saya sedikit
takut dengan anjing. Tapi herannya, saya sangat ingin memelihara satu
diantaranya yang berwarna putih. Mungkin hanya untuk bermain - main.
Rupa anjing tersebut
cukup familiar. Tapi dengan gerakan anjing itu yang sedikit pincang, kaki yang
bertotol - totol dan juga dengan hidung tengahnya yang berwarna kemerah -
merahan, anjing itu dapat saya hafal dengan seketika.
Melihat saya yang
sudah cukup risih dengan keberadaan anjing itu, si Pak supir pun memutuskan
untuk mengajaknya pergi. Dalam hati, saya sedikit iri dengan si Pak supir itu.
Sekalipun saya memang agak risih, tapi saya juga ingin bisa sedekat itu dengan
anjing.
***
Hari selanjutnya,
saya mengunjungi sebuah laut yang ternyata letaknya berada di sebelah restoran
remang - remang itu.
Dan lagi - lagi,
kedatangan saya di sambut oleh anjing yang sama. Seakan merindukan saya, anjing
itu selalu saja mengikuti kemana pun saya pergi.
Saat saya sedang
duduk, tiba - tiba anjing itu juga duduk dengan manis di depan saya bagaikan
security.
10 menit..
30 menit..
1 jam saya biarkan, hingga tiba - tiba ada seekor ayam mendekat kearah saya.
Dengan tatapan yang sulit di tebak, anjing itu berlari - lari seakan ingin menerkam
ayam itu.
Spontan, ayam
tersebut juga ikut - ikutan berlari bahkan hingga terbang pendek - pendek. Dan
saking cerdiknya, ayam tersebut bisa menghindar dari si anjing.
Sebenarnya, tak
begitu mengherankan jika saya bertemu anjing ini di sebuah restoran. Di Bali,
anjing banyak sekali berkeliaran di jalanan. Tak hanya di pantai, bahkan
sewaktu itu mobil sewaan yang saya tumpangi sempat berhenti sebentar karena ada
anjing manis yang menyebrang di tengah jalan.
Saat itu, saya
merasa seperti diperebutkan. Disatu sisi, ayam itu seakan ingin dekat dengan
saya. Tetapi di sisi lainnya, si anjing seakan ingin terus berusaha menjaga
saya. Alhasil, saya tertawa sendiri dengan pikiran saya yang konyol itu.
Tapi tiba - tiba,
ada seekor anjing ganas yang menyerang si anjing pincang ini. Saya pikir anjing
ini pasti akan kalah. Tapi ternyata tidak, anjing ini dapat membuat si anjing
ganas itu pergi menjauh.
Dalam hati, saya
ingin sekali memiliki anjing seperti ini. Seekor anjing yang bahkan rela
bertarung dengan ayam saat ayam itu mendekat kearah saya. Tapi sayangnya,
anjing ini sudah ada pemiliknya. Mungkin lain kali saya bisa mencari anjing
semacam ini.
No comments:
Post a Comment